Rabu, 12 Desember 2007

CINTA


(1 minggu di Kediri/November-2007/UZ-CH)
Bila belaian tangan cinta sudah menyentuh jiwa, kekejaman pedang kaisar Romawi, atau bengisnya orang Barbar tak akan sanggup melawannya. Cinta akan membuat orang yang mengecapnya menjadi gagah perkasa seperti Iskandar Zulkarnain. Akan cerdik dan cerdas melebihi Einstein. Dan jiwanya akan lembut selembut angin gunung yang menawarkan kesejukan. Cinta adalah misteri, yang mendorong lelaki yang tampan rupawan dan cerdas seperti Qois menjadi gila, mendorong Romeo bunuh diri, mengajak Stevan menghayati kesunyian dan penderitaan.
Kaum pecinta tidak akan meneteskan air dari matanya, melainkan darah dari jantungnya, bila sang kekasih menderita. Dan bagi mereka tidak ada kata yang lebih indah selain kata yang keluar dari hati, kemudian terpancar melalui mata. Bahasa mata bagi kaum pecinta bagai sinar mentari yang menerangi dunia, hangat dan hidup. Sepatah kata yang diucapkan oleh lidah-lidah mereka, bak angin surgawi yang memberikan kesejukan dimuka bumi. Jika seorang pecinta menitikkan air mata, anginpun akan berhenti berhembus, daun-daun yang hijau akan menguning dan rontok bagai ditiup prahara. Kesedihan kaum pecinta akan dirasakan oleh alam lebih dahsyat dari badai Tsunami.
Tiada kebahagiaan dan kesedihan yang lebih besar dan tiada beban yang lebih berat bagi seseorang kecuali ia sedang jatuh cinta. Sungguh betapa dahsyatnya kekuatan cinta, hingga mata, akal dan pikiran terpengaruh. Mata seakan menjadi menjadi buta, akal menjadi terganggu, dan pikiran menjadi kalut, menyebabkan semua yang ada di sekelilingnya seakan sirna.
Begitulah perasaan yang sedang aku alami saat ini. Dimanapun aku berada, rasanya tak ada satupun makhluk kecuali yang aku cinta. Bayangan akan wajah orang yang telah menawan hatiku selalu hadir menjelma menjadi kawan di waktu siang dan menjadi mimpi dimalam hari.
Cinta telah membuatku lemah tak berdaya, seperti anak hilang, jauh dari keluarga dan tidak memiliki harta. Cinta laksana air yang menetes dan menimpa bebatuan, waktu terus berlalu dan bebatuan itu akan hancur, berserak bagai pecahan kaca. Begitulah cinta yang telah merangkul jiwaku, dan kini hatiku telah hancur binasa, hingga orang-orang memanggilku si dungu yang suka menangis, mereka mengatakan kalau aku telah tersesat begitu jauh. Duhai, mana mungkin cinta menyesatkan? jiwa mereka sebenarnya kering, laksana dedaunan diterpa panas mentari.
Dunia ini terasa begitu sunyi dan lengang, tak lagi ku dengar suara kehidupan, seolah malam terus berlangsung tanpa henti. Seolah semua insan di muka bumi ini selalu tertidur di pembaringannya, dan tidak pernah bangun. Aku seperti hidup terpencil di gurun pasir yaang jauh dan terpencil, terpisah dari alam semesta beserta isinya. Disana tak ada seekor burungpun. Tidak ada air sungai yang mengalir di lereng-lerengnya. Tak ada seekor hewanpun yang berkeliaran disekelilingnya. Aku mengembara siang dan malam seorang diri mencari kebebasan, tetapi tak mengetahui arahnya. Aku paksakan diri untuk tetap bertahan, tetapi kejenuhan dan kebosanan membunuhku.
Kapankah tiba saatku menemukan kebebasan dari kekusutan pikiran dan kesedihan-kesedihan ini?
Tak ada sesuatupun di dunia ini yang bisa menghibur diriku selain wanita yang menjadai pujaan hatiku, dialah segalanya bagiku. Jika aku kehilangan dirinya, tak mungkin kan aku dapat menemukan pengganti. Keadaanku sekarang bagai orang yaang mempertaruhkan seluruh miliknya dimeja judi, dan ketika dia kalah maka lenyaplah segala hartanya.
Meskipun sebenarnya bagiku cinta adalah keindahan yang membuatku tak bisa memejamkan mata. Hati yang sekian lama membekupun akhirnya mencair bak gunung es yang terkena sinar mentari. Kobaran api cinta telah membakar hatiku hingga hangus menjadi abu. Remaja manakah yang dapat selamat dari api cinta????? Semua amal baik yang ku lakukan belum mampu mengusir rasa gundah-gulana yang bersemayam di hati. Siang dan malam aku selalu memohon kepada Allah Azzawajalla agar perasaan ini tidak menjadi angan-angan dan mimpi belaka.
"Ya Rabb, aku selalu memujaMu, Selalu menyembahMu, tapi mengapa doaku belum juga engkau kebulkan? Air mataku yang bening dan jernih menetes membasahi sajadah karena merindukan kekasih hati yang tak kunjung menjelma di kehidupan yang nyata. Ya Allah ya Tuhanku, Engkau adalah ilham dan pemberi pujaan hati, hamba memohon kepadaMu obatilah kerinduan hamba".
"Walau hati gelisah tak menentu, tidak pula aku menjauh dariMu, aku tetap penuh harap kepadaMu, karena Engkau adalah ilham bagiku untuk memetik dawai gitar, menjalin sya'ir cinta nan indah menjadi doa-doa dan harapan akan anugerah".
"Aku laksana singa yang mencari mangsa di padang belantara, di antara binatang-binatang liar. Aku menjelajah mencari kebahagiaan yang hilang dari diri hamba. Cinta adalah bunga kehidupan terindah, yang mampu menggetarkan perasaan. Namun apalah arti cinta jika yang menyebabkan aku merindu tak ku miliki".
"Apa lagi yang diharapkan oleh hamba yang lemah sepeti diriku selain memperoleh kekasih yang akan membuat kehidupan menjadi bahagia. Kekasih adalah mutiara yang akan membuat hamba lebih berkilau laksana cahaya, berpijar dengan sinar yang kemilau,membuat diri ini semakin indah cemerlang. Anugerahilah permata yang indah itu ya Rabb, Tunjukkanlah keajaibanMu, Tampakanlah kekuatanMu yang menakjubkan itu ya Ilahi".

Tidak ada komentar: