Jumat, 07 Desember 2007

Haji dan Umroh



Semua yang dikerjakan secara sukarela, dalam ibadah haji dan umroh, setelah fardhu adalah amal sunnah yang dapat mendekatkan teradap cinta dan ridha Allah. Hal itu juga menjadi pembersih segala dosa dan penyakit. Rasululah SAW bersabda,”Dari umrah ke umroh dapat menghapus dosa. Dan haji mabrur tidak ada balasan baginya kecuali surga. (HR Bukhari).
Ibadah umroh dianjurkan untuk dilaksanakan setiap musim haji dan hari-harinya. Tetapi keutamaannya akan berlipat jika dilakukan pada bulan Ramadhan. Sabda Rasululah SAW,”Umroh di bulan Ramadhan, seperti ibadah di bulan haji.” (HR Bukhari).
Diriwayatkan dalam sunan Abu Dawud, seorang perempuan menyuruh suaminya bertanya kepada Rasululah SAW,”Ibadah apa yang dapat mengimbangi haji bersamamu?” Beliau menjawab,”Menyebarkan salam dan haji bersamaku, yakni umroh di bulan Ramadhan.” (HR Abu Dawud).
Baiknya seorang muslim membandingkan antara keuntungan yang diperoleh dalam ibdahnya, dengan cara memperoleh keuntungan yang lebih besar. Seperti halnya perniagaan dengan Allah SWT. Hendaknya ia memilih amal sunnah yang lebih banyak pahalanya dan lebih mudah dilakukan oleh jiwa dan lebih maslahat buat hati.
Ibnul Jauzi Ra berkata,”Saya mengetahui bahwa setiap orang yang dikaruniai kecerdasan, pasti akan mengetahui maksud dan tujuan ibadah yang dilakukannya, seperti ibadah puasa, ia akan membawa jiwanya (untuk melaksanakan ibadah) yang mampu ia lakukan dibandingkan (ibadah) yang lebih utama tapi ia tidak mampu melaksanakannya.
Ibnu Mas’ud Ra jarang berpuasa. Ia berkata,”Jika aku berpuasa, aku malah merasa lemah untuk mengerjakan shalat. Karena itu, saya memilih shalat dari pada puasa.” Sebagian sahabat jika berpuasa akan menyebabkan malas membaca Al-Qur’an, mereka lebih suka tidak berpuasa (Sunnah).
Seorang hamba mukmin, juga harus menggonta-ganti amal-amal yang membuat hati dapat merasakan manisnya iman. Yakni dengan menyesuaikan amal kebajikan. Imam Hasan Al-Bashri Ra berkata,”Carilah manisnya (iman dalam beribadah) dalam tiga hal: dalam ibadah shalat, dzikir, dan membaca Al-Qur’an. Itu pun kalau kalian menemukannya. Jika tidak, ketahuilah bahwa pintu (pintu untuk merasakan manisnya ibadah) sudah tertutup (Madarij Salikin, 2/242).
Ainul Yaqien

Tidak ada komentar: