Senin, 10 Desember 2007

Mengokohkan Kepribadian

Kepribadian adalah aktivitas kejiwaan manusia terhadap lingkungan hidupnya. Aktivitas kehidupan adalah tanggapan dari 4 jenis psyche yaitu pikiran, perasaan, intuisi, dan tanggapan indera. Keempat-empatnya bekerja konpensatoris (berhubungan) dan komplementair (isi-mengisi). Dalam hal hidupnya manusia dihadapkan kepada berbagai tantangan. (challence) yang harus di jawabnya dengan jenis-jenis psyche itu, tetapi di antaranya ada yang sering dipekerjakan, sehingga membentuk perwatakan yang di sebut tabiat (habitual).
Tabiat ini tidak sama bagi semua orang, karena challence yang dihadapinya tidak mungkin sama. Akhirnya terbentuklah bagi manusia kepribadian yang berbeda-beda.
Dengan mengkokohkan kepribadian, kita maksudkan agar kepribadian itu berpola agama (agama minded). Selalu dihadapkan kepada so'al-so'al keagamaan membuat analisis secara agama. Membahas persoalan hukum etik, dan lain-lain secara agama, sehingga kehidupannya tidak lepas barang sesaatpun dari agama. Dalam surat Al-An'am 162 Tuhan memerintahkan : Katakanlah (ya muhammad), shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanya berbakti kepada Allah seru sekalian alam".
Salah sekali orang yang memisahkan urusan keagamaan dengan urusan keduniaan. Islam tidak mengenal demikian, keduanya di tujukan untuk mencapai keridlaan Tuhan. Hanya Islam tidak memberikan peraturan yang kaku tentang keduniaan, memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada perkembangan masyarakat dan pilihan manusia, asalkan perkembangan dan pilihan itu menuju kepada keridlaan Tuhan. Mengenai hal itu Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Qoshosh 77 : "Carilah dengan segenap daya upaya yang diberikan oleh Allah kepadamu untuk kepentingan hari akhirat, tetapi jangan sampai engkau lupakan bagianmu di dunia. Dan berbuat baiklah sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, Dan janganlah engkau berbuat kerusakan di muka bumi, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan".
Dengan kuatnya kepribadian itu, tidaklah manusia mudah di tarik dan di hempaskan kesana-kemari oleh hawa nafsu dan godaan syaithan, atau ditengah-tengah gelombang menghebat yang kadang-kadang merupakan keruntuhan semesta, kaum Muslimin yang kuat kepribadiannya akan dapat saja mencari jalan.(***)
Ainul Yaqien

Tidak ada komentar: